DENNY WIRAWAN MENAMPILKAN 12 RANCANGAN BERTEMA KAIN SUMBA DI BELANDA
Dua desainer kenamaan Indonesia Denny Wirawan dan Tuty Cholid menggelar
fashion show Persembahan Anak Negeri pada Resepsi Diplomatik di The
Kurzaal, Steigenberger Kurhaus Hotel Den Haag, Rabu, 20 Agustus 2014.
Pada acara bertajuk The Pride of the Indonesian Heritage itu, Denny
Wirawan menampilkan 12 rancangan busana yang bertema Tenun Sumba dan
Tuty Cholid menampilkan koleksi busana bertema Batik dan Jumputan yang
memesona publik di Belanda. Dalam fashion show tersebut, Denny Wirawan
memilih untuk menampilkan Tenun Sumba, karena mengaku jatuh cinta
terhadap kain yang punya banyak nilai filosofi tersebut, saat sedang
membina perajin kain di Sumba. Denny mengatakan, seni kerajinan kain
Tenun Sumba adalah karya kain warisan nenek moyang yang memiliki nilai
filosofi tinggi. Kain ini dipakai dalam berbagai upacara adat,
kelahiran, kematian, dan pasola (balap kuda).
Dengan persiapan yang terbilang singkat, yakni 2 bulan, Denny mampu menyiapkan konsep busana siap pakai, deluxe, wearable serta mix & match. Tak lupa, agar tidak terlalu terkesan tradisional, Denny “menyulap” Tenun Sumba yang kaya warna hitam, merah, dan kuning menjadi koleksi coat, jaket, sampai gaun malam, dengan tambahan payet serta batu untuk menambah kesan klasik glamour. Tuty Cholid mengusung tema batik dan jumputan dalam karyanya. Tuty memilih motif batik bunga-bunga kecil, karena diyakini lebih mudah masuk untuk pasar Eropa yang terkenal menyukai motif simpel dan minimalis.
"Saya menampilkan Tenun Sumba dalam koleksi jaket, coat, dan bolero. Saya begitu jatuh hati dengan tenun khas Sumba dan saat ini sedang membina perajin di sana. Mereka adalah para perajin Sumba Mitra Binaan BNI,
"Konsepnya 'La Mer et du Soleil', di sini saya kagum sekali pada keindahan alam Sumba, keadaan geografisnya dan pemandangan mulai dari laut biru hingga matahari terbenam di sana. Oleh karena itu saya menggarap tenun Sumba yang memang sudah terkenal. Ini juga dalam rangka kerjasama saya dengan Cita Tenun Indonesia (CTI) untuk mengembangkan tenun ikat Sumba” Terang Denny.
Dengan persiapan yang terbilang singkat, yakni 2 bulan, Denny mampu menyiapkan konsep busana siap pakai, deluxe, wearable serta mix & match. Tak lupa, agar tidak terlalu terkesan tradisional, Denny “menyulap” Tenun Sumba yang kaya warna hitam, merah, dan kuning menjadi koleksi coat, jaket, sampai gaun malam, dengan tambahan payet serta batu untuk menambah kesan klasik glamour. Tuty Cholid mengusung tema batik dan jumputan dalam karyanya. Tuty memilih motif batik bunga-bunga kecil, karena diyakini lebih mudah masuk untuk pasar Eropa yang terkenal menyukai motif simpel dan minimalis.
"Saya menampilkan Tenun Sumba dalam koleksi jaket, coat, dan bolero. Saya begitu jatuh hati dengan tenun khas Sumba dan saat ini sedang membina perajin di sana. Mereka adalah para perajin Sumba Mitra Binaan BNI,
"Konsepnya 'La Mer et du Soleil', di sini saya kagum sekali pada keindahan alam Sumba, keadaan geografisnya dan pemandangan mulai dari laut biru hingga matahari terbenam di sana. Oleh karena itu saya menggarap tenun Sumba yang memang sudah terkenal. Ini juga dalam rangka kerjasama saya dengan Cita Tenun Indonesia (CTI) untuk mengembangkan tenun ikat Sumba” Terang Denny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar