KERAJAAN-KERAJAAN DI SUMBA
masyarakat Sumba pada umumnya tidak ada yang namanya kerajaan dalam sistem pemerintahan tradisional mereka. Yang ada hanya kampung-kampung yang di pimpin oleh seorang kepala kampung masing-masing, aturan adat yang berlaku pun berdasarkan peraturan adat yang berlaku di setiap kampung itu. Namun pada saat penjajahan belanda untuk mempermudah kontrol, Belanda mulai membangun hubungan dengan para kepala-kepala kampung.Mereka melakukan kontrak kerjasama, dimana setiap penguasa tradisional yang menandatangani kontrak (sering disebut Kontrak Plakat Pendek atau Korte Verklaring) diakui secara resmi dan disebut raja lalu diberi tongkat sebagai tanda kekuasaan. Dari sinilah kata tokko (tongkat) menjadi populer. Ada dua jenis tongkat yakni tongkat berkepala emas(tokko ndoko) yang diberikan kepada raja utama, dan tongkat berkepala perak (tokkoamaho kaka)untuk raja bantu (Widyatmika, dkk, 2011)
Raja yang mendapat pengesahan dari pemerintah Belanda harus mengakui kedaulatan penguasa Belanda dan salah satu tugas pentingnya adalah menarik pajak untuk kepentingan Belanda. Dengan demikian kedaulatan mereka sebetulnya telah berada di bawah penguasaan bangsa lain, namun secara de facto raja-raja tersebut tetap berdaulat dan sangat dihormati oleh rakyatnya dan melalui mereka Belanda menancapkan kekuasaan kepada seluruh masyarakat. Pada mulanya ada kepala-kepala kampung yang tidak tunduk dan melawan kepada pemerintahan belanda, namun karena kekeuatan militer yang kuat mereka akhirnya menyerah dan tunduk pada kekuasaan belanda.
daftar kerajaan atau Swapraja yang berada di sumba, yaitu :
1. Kodi Bangedo: kerajaan di Sumba Barat Daya
Kerajaan Kodi Bangedo.
1902 Kerajaan Kodi dibentuk.
1905 Kodi dibagi Menjadi Kodi-Bengedo dan Kodi-Bokol.
1931.
Kodi-Bengedo
Raja (Rato)
1902 – 1912: Hemba
1912 – 1915: Vacant
1915 – 1919: Rya Pote
1919 – 1929: Rangga Bodo –Bupati
1929 – 1931: Lengga Kendoe
1929 – 1931: David Boelan –Bupati
2. Kodi Bokol: kerajaan di Sumba Barat Daya
Kerajaan Kodi Bokol.
1902 Kerajaan Kodi dibentuk.
1905 Kodi dibagi menjadi Kodi-Bengedo dan Kodi-Bokol.
1931
Kodi-Bokol
Raja (Rato)
1905 – 1911: Loge Kandua
1912 – 1931: Dera Wula
3. Kodi : kerajaan di Sumba Barat Daya
Kerajaan Kodi
Sejarah
Kerajaan Kodi dikukuhkan dengan “Korte Verklaring” tanggal 3 Mei 1913. Pemerintah Belanda sebetulnya sudah mengajukan penandatangan Korte Verklaring pada tahun 1908 namun di tolak oleh Rato Loghe Kandua, raja Kodi Bokol yang saat itu berkuasa. Penolakan ini mendapat reaksi keras dari Belanda dan pada akhirnya memicu munculnya perlawanan rakyat dibawah pimpinan Wona Kaka.
Sebelum tahun 1912 di wilayah Kodi terdapat dua kerajaan yaitu kerajaan Kodi Bokol dan kerajaan Mbangedo. Pada tahun 1915 wilayah Rara dan Ede dilepas dari kerajaan Mbangedo dan digabungkan dengan kerajaan Wewewa, begitu pula wilayah Gaura digabungkan dengan kerajaan Lamboya.
Pada tahun 1919 raja Mbangedo, Rija Kanda, meninggal dunia dan digantikan oleh Rangga Kura. Tahun 1929 Rangga Kura digantikan oleh Rya Bokola samapi tahun 1931. Selanjutnya kerajaan Mbangedo digabung dengan kerajaan Kodi dibawah kekuasaan raja Kodi waktu itu, Dera Wula. Untuk wilayah kerajaan Mbangedo sendiri diangkat seorang raja bantu, yaitu Tari Loghe. Sewaktu beliau wafat digantikan oleh Hermanus Rangga Horo. Raja bantu ini kemudian diangkat menjadi raja Kodi menggantikan Dera Wula yang meninggal dunia pada tahun 1945. Hermanus Rangga Horo menjabat sebagai raja Kodi sampai terjadinya perubahan sistim pemerintahan.
Daftar raja
1931 – 1943: Dera Wula
1943 – 1962: Hermanus Rangga Horo (b. 1903 – d. 1985)
4. Laura: kerajaan di Sumba Barat Daya
Kerajaan Loura.
Daftar raja /(Rato)
1862 Kerajaan Loura dibentuk
1862 – 1901: Umbu Lele Kandi
1901 – 1909: Lende Nggolo Ghola I (d. 1909)
1909 – 1911: Vacant
1911 – 6 Feb 1928: Mbulu Danggargara
1928 – 1932: Timoteus Tako Geli
1932 – 1947: Rua Kaka –Regent
1932 – 1961: Lende Nggolo Ghola II(Lede Kalumbang)
5. Waijewa: kerajaan di Sumba Barat Daya.
Kerajaan Wewewa dikukuhkan dengan “Korte Verklaring” tanggal 23 Desember 1913.
Kerajaan ini terdiri dari beberapa wilayah adat, yaitu Lewata, Mangutana, Mbaliloko, Pola, Weemangura, Taworara, Rara, Ede dan Tanamaringi. Pada saat Korte Verklaring ditandatangani yang menjadi raja adalah Mete Umbu Pati. Setelah meninggal dunia beliau digantikan oleh putranya, Mbulu Engge.
Tahun 1934 Mbulu Engge dibuang ke Sumbawa Besar karena terlibat perkara hukum. Sejak itu kerajaan Wewewa dibagi menjadi tiga wilayah kesatauan yang semuanya berada di bawah sebuah Komisi Pemerintahan yaitu: wilayah Lewata-Mangutana yang diperintah oleh raja Wada Mbombo, wilayah Weemanguradengan raja bantu Gidion Mbulu serta wilayah Pola (Palla) dengan raja bantu Jakub Inangele.
Komisi ini berada dibawah pengawasan raja Louli, Koki Umbu Daka. Setelah kembali dari pembuangan, Mbulu Engge kembali terpilih menjadi raja Wewewa sampai terjadinya perubahan sistim pemerintahan di tahun 1962.
Daftar raja
1879 Kerajaan Wewewa dibentuk
1879 – 1912: Luku Lewa
1912 – 1934: Malo Umbu P
6. Lauli: kerajaan di Sumba Barat.
Kerajaan Lauli dikukuhkan dengan “Korte Verklaring” tanggal 25 April 1923 (8 September 1912).
Sejarah
Kerajaan ini terdiri atas tiga wilayah adat yakni Lauli Bodo, Lauli Bawa dan Waibanggga. Sebelum tahun 1912 raja Kerajaan Lauli adalah Umbu Ngailu Beku, kemudian digantikan oleh Dangi Lade, raja Lauli Bawa. Setelah raja Dange Lade meninggal dunia di tahun 1920, di masing-masing wilayah adat diangkat seorang raja kecil atau raja bantu (regent) tersendiri yakni Raja Toda Leru untuk wilayah Lauli Bodo, Raja Keba Buningani di wilayah Lauli Bawa dan Raja Giku Umbu Wolika untuk wilayah Waibangga.
Ketiganya merupakan suatu Komisi Pemerintahan Kerajaan Lauli. Pada tahun 1927 raja bantu Louli Bawa, Keba Buningani digantikan oleh raja Koki Umbu Daka. Raja Giku Umbu Wolika dari Waibangga digantikan oleh Raja Lede Mude. Pada tahun 1932 raja Koki Umbu Daka menjadi raja untuk seluruh Kerajaan Lauli sampai Komisi Pemerintahan Kerajaan Lauli dihapus, namun untuk wilayah Waibangga masih diangkat seorang raja bantu yaitu Dato Goro, menggantikan Raja Lede Mude. Tahun 1940 Raja Koki Umbu Daka meninggal dunia dalam suatu kecalakan mobil. Pada tahun 1941 posisinya digantikan oleh raja Saba Ora yang menjabat sebagai raja sampai terjadinya perubahan pemerintahan.
7. Wanokaka: kerajaan di Sumba Barat.
Kerajaan Wanukaka dikukuhkan dengan “Korte Verklaring” tanggal 12 Mei 1913 (10 Desember 1914) yang ditandatangani oleh raja Baju Padedangu.
Sejarah
Sebelumnya wilayah Wanukaka berada dibawah kekuasaan raja Mawu Madoli, kemudian digantikan oleh raja Ludju Maramba. Setelah Ludju Maramba wafat kedudukannya digantikan oleh raja Baju Padedangu. Tahun 1928 Raja Baju Padedangu menyusul keharibaan Sang Pencipta dan digantikan oleh Raja Goling Manyoa yang menjabat sampai tahun 1956. Ia digantikan oleh adiknya, Lawu Mawu sampai terjadinya perubahan sistim pemerintahan.
Daftar raja
18.. – ….: Mawa Madoli
…. – 1912: Luju Meramba Dungu
1912 – 1914: Kiring Semara
1914 – 1926: Baju Padedangu
1926 – 1928: Vacant
1928 – 1956: Guling Manyoba
1956 – 1962: Lau Mau
18.. – ….: Mawa Madoli
…. – 1912: Luju Meramba Dungu
1912 – 1914: Kiring Semara
1914 – 1926: Baju Padedangu
1926 – 1928: Vacant
1928 – 1956: Guling Manyoba
1956 – 1962: Lau Mau
8. Gaura: kerajaan di Sumba barat.
Pada mulanya wilayah Gaura merupakan wilayah kekuasaan kerjaaan kodi bangedo, pada tahun 1912 mereka memisahkan diri dari kerajaan kodi bangedo dan bergabung dengan kerajaan Laboya. Gaura merupaka kerajaan kecil di bawa kekuasaan kerajaan Laboya.
9. Laboya: kerajaan di Sumba barat.
Kerajaan Laboya.
Sejarah
Kerajaan Laboya dikukuhkan dengan “Korte Verklaring” tanggal 23 Desember 1913. Pada tahun yang sama Kedu Moto diangkat menjadi raja. Seperti Kerajaan Louli, Kerajaan Lamboya juga terdiri dari tiga wilayah kekuasaan adat yakni Lamboya Deta, Lamboya Wawa dan Patiyala. Pada tahun 1915, wilayah Garoatau Gaura yang tadinya berada diwilayah Kerajaan Mbangedo dilepasdan digabung dengan wilayah Kerajaan Lamboya.
Di wilayah ini pernah terjadi perlawanan rakyat dibawah pimpinan Tadu Moli sebagai reaksi atas pajak yang tinggi dan kerja paksa. Letnan de Neeve tewas ditempatini ketika sedang memungut pajak. Pada tahun 1924, raja Kedu Moto terlibat suatu perkara hukum dan dibuang keluar pulau. Sejak saat itu masing-masing wilayah adat diperintah oleh seorang raja bantu atau regent, yaitu: Eda Bora di Lamboya Deta, Jewu Gara di Lamboya Wawa dan Mati Kaba di Patiyala.
Semuanya merupaka bagian dari suatu Komisi Pemerintahan Kerajaan Lamboya. Setelah Perang Dunia II, yang bertahan tinggal raja Edu Bora yang kemudian digantikan oleh putranya, Songa Lero.
Daftar raja
1892 Kerajaan Lamboya dibentuk
1892 – 1906: Mati Koja
1906 – 1908: Jawa Kalaga
1908 – 1924: Kedu Moto
1924 – 1951: Eda Bora
1951 – 1962: Songa Lero (d. 1996)
10. Kerajaan Anakalang di Sumba Tengah
Kerajaan Anakalang dikukuhkan dengan “Korte Verklaring” pemerintah belanda, tanggal 23 Desember 1913.
Sejarah
Sebelum “Korte Verklaring” wilayah Anakalang diperintah oleh Umbu Dangu Pasalang yang berkuasa dari tahun 1892 -1897, kemudian digantikan oleh Umbu Ndongu Ubini Mesa. Tahun 1913 Umbu Ngailu Dedi yang adalah putra Umbu Ndongu Ubini Mesa naik tahta menggantikan ayahnya. Tahun 1927 Umbu Ngailu Dedi meninggal dunia dan digantikan oleh adiknya, Umbu Sappi Pateduk. Selanjutnya Umbu Sappi Pateduk digantikan oleh putranya, Umbu Remu Samapaty yang kelak setelah kemerdekaan menjabat sebagai Bupati Kepala Daerah Sumba Barat selama dua periode.
Daftar raja
…. – 1913: Umbu Dongu Ubini Mesa (d. 1913)
1913 – 1927: Umbu Ngailu Dodi
1927 – 1953: Umbu Sapi Pateduku
1953 – 1962: Umbu Remu Samapati I
11. Umbu Ratu Nggay: kerajaan di Sumba Tengah.
Kerajaan Umbu Ratu Nggai.
Daftar raja
c.1880 Kerajaan Lawonda dibentuk
berganti nama menjadi Umbu Ratu Nggai.
c.1880 – 1913: Umbu Bili
1913 – 1932: Umbu Siwa Sambawali I
1932 – 1935: Umbu Mbili Nggemunasu
1935 – 1949: Umbu Sakala Maramba Jawa
1949 – 1962: Umbu Siwa Sambawali II
12. Tapundung: kerajaan di Sumba Tengah.
Kerajaan Tapundung.
Daftar raja
…. – ….: Umbu Kaputing
…. – ….: Umbu Hunga
…. – c.1870: Umbu Nggaba (d. c.1870)
c.1870 – 1900: Umbu Manja Mehang
1900 – 1917: Umbu Tunggu Namu Praing
1917 – 1931: Umbu Dai Litiata
1931 – 1956: Umbu Hunga Wohangara
1956 – 1962: Umbu Manja Mehangu
…. – ….: Umbu Kaputing
…. – ….: Umbu Hunga
…. – c.1870: Umbu Nggaba (d. c.1870)
c.1870 – 1900: Umbu Manja Mehang
1900 – 1917: Umbu Tunggu Namu Praing
1917 – 1931: Umbu Dai Litiata
1931 – 1956: Umbu Hunga Wohangara
1956 – 1962: Umbu Manja Mehangu
13. Mamboru: kerajaan di Sumba Tengah.
Kerajaan Mamboru dikukuhkan dengan “Korte Verklaring” tanggal 28 September 1916.
Sejarah
Sebelum Kerajaan Mamboru diperintah oleh raja Umbu Pombu Saramani. Beliau meninggal dunia pada tahun 1915, ketika itu putranya, Umbu Mbatu Pakadeta alias Umbu Tuaranjani alias Umbu Muhama masih kecil, sehingga untuk sementara kedudukan raja digantikan oleh putra saudara sepupunya, Umbu Karai. Umbu Muhama mengambil alih kekuasaan pada tahun 1929 setelah Umbu Karai meninggal dunia. Namun kekuasaannya tidak bertahan lama, karena dianggap kurang cakap, pada tahun 1932 Umbu Muhama digantikan oleh saudaranya, Umbu Dondu Rawambaku. Umbu Dondu juga tidak bertahan lama. Ia terlibat dalam suatu perkara hukum sehingga pada tahun 1934 dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh Timotius Umbu Tunggu Bili sampai bergantinya sistem pemerintahan di tahun 1962. Sebelum tahun 1915 wilayah Bolubokat merupakan bagian kerajaan Mamboru namun kemudian digabung dengan kerajaan Umbu Ratu Nggay. Kerajaan Mamboru sendiri mendapat tambahan wilayah Tana Righu yang semula merupakan bagian kerajaan Loura.
Walau tokoh-tokohnya tetap memiliki pengaruh kuat di kalangan masyarakat, sebagaimana adanya mereka sebelum dikukuhkan sebagai raja oleh Belanda, namun wacana tentang kerajaan perlahan memudar seiring berakhirnya kekuasaan Belanda, terlebih lagi setelah terbentuknya pemerintahan Kabupaten, dimana sebagian besar wilayah yang tadinya disebut kerajaan beralih bentuk menjadi kecamatan.
Daftar raja
c.1845 Kerajaan Memboro dibentuk.
c.1845 – c.1863: Umbu Nombu
c.1863 – 1869: Umbu Ndala Sombangu
1870 – 1897: Umbu Laki Mbali
1898 – 2 Jan 1915: Umbu Pombu Saramani I
2 Jan 1916 – 1929: Umbu Karai
1929 – 1932: Umbu Mahama
1932 – 1933: Umbu Dondu
1934 – 1962: Umbu Tunggu Mbili
14. Lawonda: kerajaan di Sumba Tengah.
Kerajaan Lawonda dikukuhkan dengan “Korte Verklaring” tanggal 28 September 1916.
Sejarah
Pada awalnya Kerajaan Lawonda melingkupi suatu wilayah adat yang tidak seberapa luas. Di tahun 1915, wilayah Mbolubokat dilepas dari kerajaan Mamboru dan digabungkan dengan kerajaan Lawonda. Begitu juga dengan wilayah Lenang, Soru dan Lakoka yang semula berada dalam wilayah kerajaan Napu digabungkan dengan kerajaan Lawonda. Selanjutnya wilayah Wairasa dan Parewatana juga dilepas dari kerajaan Anakalang dan digabungkan dengan kerajaan Lawonda. Wilayah kerajaan inipun menjadi sangat luas dan berganti nama menjadi kerajaan Umbu Ratu Nggay, mengikuti nama seorang leluhur yang dianggap dapat mewakili seluruh wilayah gabungan itu.
Raja Umbu Ratu Nggay yang pertama adalah Umbu Siwa Sambawali I, yang sebelumnya menjabat sebagai raja Lawonda. Beliau wafat di tahun 1932 dan digantikan putranya,Umbu Mbili Nggemunasu. Karena dianggap kurang cakap, ia diberhentikan dan diganti oleh adiknya, Umbu Tipuk Marisi alias Umbu Siwa Sambawali II. Di tahun yang sama Umbu Tipuk Marisi dilantik sebagai Bupati Kepala Daerah/Ketua Dewan Raja-raja Sumba dan Habil Hudang ditunjuk mewakili beliau menjalankan pemerintahan seharihari di Umbu Ratu Nggay. Pada jaman kemerdekaan Umbu Tipuk Marisi dipilih menjadi Kepala Daerah pulau Sumba.
Daftar raja
c.1880 Kerajaan Lawonda didirikan.
Berubah nama menjadi Umbu Ratu Nggai.
c.1880 – 1913: Umbu Bili
1913 – 1932: Umbu Siwa Sambawali I
1932 – 1935: Umbu Mbili Nggemunasu
1935 – 1949: Umbu Sakala Maramba Jawa
1949– 1962: Umbu Siwa Sambawali II
15. Lakoka: kerajaan di Sumba Tengah
(tidak ada data tentang kerajaan ini namun ia termasuk dalam daftar 782 kerajaan di nusantara)
16. Rende, Rendi: kerajaan di Sumba Timur.
Kerajaan Larende.
Daftar raja
1893 Kerajaan Rende (Rendih) dibentuk.
c.1912 Berubah nama menjadi Larende.
1893 – 1918: Umbu Hina Marumata
1918 – 1932: Umbu Lili Kani Paraing
1932 – Dec 1960: Umbu Hapu Hamba Ndina (d. 1960)
1960 – 1962: Umbu Wanggi Keimawleu(Umbu Kubu)(d.1992)
1960 – 1962: Umbu Joenggoe Mbili
17. Napu: kerajaan di Sumba Timur.
Kerajaan Napu.
Daftar raja
c.1860 Kerajaan Napu dibentuk
c.1860 – 1870: Umbu Kambara Windi
1870 – 18..: Umbu Dai Kudu
18.. – 1890: Umbu Renggi Taai
1890 – 12 Feb 1910: Umbu Timbu Nduka Laki Mora
1910 – 27 Aug 1914: Umbu Rawa
1914 – 1927: Umbu Landu Kura
1927 – 1928: Umbu Rada
1928 Digabungkan dengan Kapunduk.
18. Menyili: kerajaan di Sumba Timur.
Kerajaan Manyili
Daftar raja
c.1699 Kerajaan Manyili dibentuk
c.1699 – c.1725: Mandi
c.1725 – c.1750: Tajuka
1750 – ….: Umbu Tanga Ndemalulu
…. – 1860 ….:
1860 – 18..: Umbu Mangku
18.. – c.1899: Umbu Dena Lukamara
1901 – 1911: Umbu Hina Hunggawali
1911 – 1916: Umbu Tungu Eta (d. 1916)
1912 Manyili bergabung dengan Waijilu.
1916 wilayah sisa digabungkan dengan Larende
19. Melolo: kerajaan di Sumba Timur.
Kerajaan Melolo
Daftar raja / list of kings
17.. – 1750: Umbu Siwa Tanangunju
1750 – c.1776: Gallang
c.1776 – ….: Umbu Hin Hamatake I
…. – 1862: Umbu Nggala Lili
1862 – 1866: Umbu Nggaba Haumara I
1866 – c.1890: Umbu Tanggu Rami
c.1890 – 1892: Ama Luji Dimu
1892 – 1893: TaE Tunggu Rawe
1893 – 17 Jul 1932: Umbu Hia Hamatake II
1932 – 11 Sep 1946: Umbu Hina Janggakudi(d. 1946)
1946 – 1959: Umbu Nggaba Haumara II (d.1961)
1959– 1962: Umbu Windi Tanan Nggunju (d.1980)
20. Karera : kerajaan di Sumba Timur
Massu
1892 Kerajaan Karera dibentuk
Raja
1892 – 1897 Umbu Mutu Damunamu
1897 – c.1912 Umbu Haru Halomatu
21. Massu : kerajaan di Sumba Timur
Kerajaan Massu
1909 Kerajaan Massu dibentuk
Raja
1909 – c.1912 Umbu Ndawa Hawula (Umbu Nai Laki)
22. Massu Karera: kerajaan di Sumba Timur
Kerajaan Massu dan Karera
c.1912 Massu digabungkan dengan Karera sebagai Massu-Karera.
Raja
c.1912 – 1932 Umbu Ndawa Hawula
1932 – 1954 Umbu Nengi Landumeha (Umbu Nai amba)
1954 – 1962 Umbu Hina Pekambani (Umbu Maramba)
23. Lewa: kerajaan di Sumba Timur.
Kerajaan Lewa.
Daftar raja
c.1750 Kerajaan Lewa dibentuk.
c.1750 – 1756: Pura
1756 – …. Umbu Hina Hanggu Wali
…. – …. Umbu Nggala Lili Kani Paraingu
…. – 1874: Umbu Diki Kama Pira Ndawa I
1874 – 1891: Umbu Tunggu Maramba Namu Paraingu
1892 – 1917: Umbu Jawa Karai Manjawa (Umbu Bidi Tau)
1902 – 1913: Umbu Tunggu Namu Paraing –Regent
1917 – 1924: Umbu Nggaha Hau Mara (d. 1924)
1924 – 1940: Umbu Diki Kama Pira Ndawa II (Umbu Rarameha)
1924 – 1930: Umbu Nggaba Hunga -Regent (d. 1930)
1940 – 1965: Umbu Nggaba Hungu Rijhi Eti (b. 1901)
1965 – c.2002: Masa peralihan pemerintahan
c.2002 – Umbu Ndjaka
24. Waijelu: kerajaan di Sumba Timur.
Kerajaan Waijelu.
Daftar raja
1892 Kerajaan Waijelu dibentuk
1892 – 1898: Umbu Nggaba Kalai
1899 – 1927: Umbu Tanga Teulu Ata Kawau
1927 – 1932: Umbu Tanga Teulu Jawa Pangu
1932 – 1942: Umu Yiwa Ngganja
1942 – 1948: Vacant
1948 – 1962: Umbu Kambaru Windi
25. Tanah Riung: kerajaan di Sumba Timur.
(tidak ada data tentang kerajaan ini namun ia termasuk dalam daftar 782 kerajaan di nusantara)
26. Kambera: kerajaan di Sumba Timur.
Kerajaan kambera merupakaan kerajaan terluas di antara semua kerjaan yang berada di sumba timur maupun di sumba tengah dengan rajanya umbu tunggu. Umbu tunggu adalah seorang raja yang berkuasa di sumba timur dan sumba tengah. (injil dan marapu, hal 154)
27. Kanatang: kerajaan di Sumba timur.
Kerajaan Kanatang.
Daftar raja
1848 Kanatang dibentuk
1848 – 1891; Umbu Nggaba Hambangu Mbani
1892 – 1897: Umbu Maramba Kambaru Windi Maru Mata
1898 – 27 Apr 1913: Umbu Gaa Lili
27 Apr 1913 – 1919:
1919 – 9 Sep 1946: Umbu Nai Haru(RajaKapunduk)
16 Sep 1946 – 1959: Umbu Janggatera
1959 – 1962: Umbu Kadambungu Nggedingu
28. Kapunduk: kerajaan yg berada di Sumba Timur.
Kerajaan Kapunduk.
Daftar raja
c.1869 Kapunduk dibentuk
c.1869 – 1901: Umbu Panda Huki Landu Jama (b. c.1834 – d. 1901)
1901 – 1904: Umbu Tunggu Namu Praing
1904 – 1916:
1906 – 1914: Umbu Deu Jara Belu
1914 – 1926: Umbu Nai Taku
1926 – 9 Sep 1946: Umbu Nai Haru
1946 Digabungkan dengan Kanatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar